Masalah yang Sering Dihadapi dalam Mengajar Anak Pra Sekolah
Nabila Adani (10-073)
Nurul Adha Elliza (10-097)
Siti Jamilah (10-113)
PERENCANAAN
Topik: Ruang lingkup pendidikan usia pra sekolah
Judul: Masalah yang sering dihadapi dalam Mengajar Anak Pra Sekolah
1.1    Pendahaluan
Masa  usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan  anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun  berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di  lingkungannya sebagai stimulan terhadap perkembangan kepribadian,  psikomotor, kognitif maupun sosialnya.            
Anak  prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol  terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.  Anak  masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya  pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi  tangan masih kurang sempurna. Oleh  karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan  yang rumit walaupun kemampuan kognitif anak umumnya sudah berkembang. 
Umumnya  anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat  ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara  sosial, mereka mau bermain dengan teman.  Anak TK cenderung  mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Pada usia ini anak  menjadi 'egosentris'. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut dan iri hati sering terjadi, di dalam kelas mereka seringkali memperebutkan perhatian guru. Dengan  demikian pasti banyak masalah yang sering dihadapi guru dalam mengajar  anak – anak pra sekolah di sekolah/kelas. Dan guru harus menghadapi anak  – anak dengan sabar dan memiliki cara sendiri dalam menghadapi tingkah  laku anak – anak pra sekolah tersebut.              
Oleh  karena itu, kami memilih topik ini agar dapat mengetahui masalah yang  sering dihadapi dalam mengajar anak pra sekolah. Karena pada masa ini  anak sedang dalam tahap perkembangan yang sangat berpengaruh untuk  pendidikannya agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih  lanjut. Yang menjadi objek dalam penelitian kami ini adalah anak – anak  pra sekolah itu sendiri dan guru di sekolah tersebut yang dapat  diwawancarai sebagai subjeknya. 
1.2    Landasan Teori
Teori piaget
Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan, yaitu:
·   Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Bayi  membangun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi  (sensory) seperti melihat dan mendengar dan tindakan fisik. Bayi  melangkah maju dari tindakan instingtual dan refleksi saat baru saja  lahir ke pemikiran simbolis menjelang akhir tahap ini. Menurut piaget  bayi tidak dapat membedakan antara dirinya dan dunianya dan tidak punya  pemahaman tentang kepermanenan objek.
·   Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
Anak  mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan gambar  ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi  informasi indrawi dan tindakan fisik. Tahap ini lebih bersifat  egosentris dan intuitif ketimbang logis. Tahap pra-opersional bisa  dibagi lagi menjadi menjadi 2 subtahap:
o    Subtahap fungsi simbolis: 
Perkembangan  ini terjadi diantara 2-4 tahun, berkembangnya kemampuan untuk  merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran  simbolis, muncul egosentrisme dan animisme.
o    Subtahap pemikiran intuitif:  
Perkembangan  ini terjadi antara 4-7 tahun, anak mulai menggunakan penalaran primitif  dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.
·   Tahap opersional konkret (7-11 tahun)
Anak  kini bisa bernalar secara logis tentang kejadian-kejadian konkret dan  mampu mengklasifikasikan objek kedalam kelompok yang berbeda-beda.
·   Tahap operasional formal (11- dewasa)
Remaja  berpikir secara lebih abstrak, idealistis, dan logis. Kualitas abstrak  dari pemikiran operasional formal tampak jelas dalam pemecahan problem  verbal. Dalam tahap operasional formal, anak sudah mulai dapat mengerti  hal yang abstrak walaupun hanya disajikan secara verbal. Pemikir  operasional formal mempunyai kemampuan untuk melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinan - kemungkinan.
Mengapa anak umur pra sekolah keras kepala dan sulit diatur?
Menurut Piaget, tahapan perkembangan anak pada usia dini adalah tahap pra-operasional (usia 2 – 7 tahun). Pada  usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena  ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain dan anak lebih  bersifat intuitif ketimbang logis. Anak tersebut juga memiliki  kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat  berusia 2 – 5 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka  tidak mengerti cara berpikir yang sistematis dan rumit sehingga mereka  memikirkan sesuatu hanya dari sudut pandang dari mereka saja. Dengan  demikian, pada tahap ini anak memang sulit untuk diatur karena sifat  egosentrisnya yang kuat dan pandangan mereka berbeda dengan apa yang  dipikirkan orang lain karena mereka belum mengerti cara berpikir.
1.3    Alat dan Bahan: 
Alat  yang digunakan untuk membantu proses pengumpulan data adalah alat  perekam proses pelaksaan penelitian seperti alat tulis, perekam audio,  ataupun kamera.
1.4    Analisa data: 
Hasil  dari wawancara yang didapatkan dari beberapa subjek kami analisis  terlebih dahulu dengan meringkas, setelah itu kami mencari jawaban dari  pertanyaan kami di dalam topik ini. Kemudian, kami menarik kesimpulan  yang dapat menjawab permasalahan dalam topik kami ini.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
1.5    Objek dan Subjek: 
Objek dalam penelitian ini adalah anak – anak pra sekolah yang sedang dididik di lembaga pendidikan.
Subjeknya  adalah guru yang mengajarkan anak – anak di sekolah dan sering  menghadapi masalah yang terjadi dengan anak – anak selama masa  pendidikan.
Lokasi penelitian kami lakukan di playgroup terkemuka di kota Medan, yaitu:
·         TK IKAL: Jl. Gaperta No.18, Helvetia, MEDAN
·         Yayasan Pendidikan Anak Usia Dini Walidayna: Jl. PLTGU No. 73 A Komplek PLN Paya Pasir, Marelan, MEDAN 20255
·         TK Play Group Star Kids School Kindergarten & Preschool: 
Jl. Dr Mansyur No.158, MEDAN 20153 
1.6    Jadwal pelaksanaan
“Time Table”
No  |    Hari dan tanggal  |    Jam  |    Jenis Kegiatan  |   
1.  |    Jum’at,  28 April 2011  |    09.00  |    Wawancara   dengan guru di TK pertama: TK IKAL  |   
2.  |    Jum’at,  28 April 2011  |    10.00  |    Observasi TK   yang lain, sebagai objek selanjutnya  |   
3.  |    Rabu, 4 Mei   2011  |    08.30  |    Wawancara   dengan guru di TK yang kedua: Yayasan Pendidikan Anak Usia Dini Walidayna  |   
4.  |    Rabu, 4 Mei   2011  |    12.00  |    Wawancara   dengan guru di TK yang ketiga: TK Play Group Star Kids  |   
5.  |    Sabtu, 8 Mei   2011  |    16.00  |    Menyusun data   yang telah didapatkan  |   
6.  |    Senin, 16 Mei   2011  |    09.00  |    Membuat   pelaporan dan evaluasi  |   
1.7    Kalkulasi Biaya
Pengeluaran Dana
No.  |    Pengeluaran  |    Harga satuan  |    Banyak  |    Jumlah  |   
1.  |    Note Book  |    Rp 6.500  |    3  |    Rp 19.500  |   
2.  |    Transportasi  |    Rp 4.500  |    2  |     Rp   9.000  |   
             Jumlah =                                                                   Rp 28.500  |   ||||
   Pemasukan Dana
Subsidi setiap anggota @ Rp 10.000 = 3 x 10.000 = Rp 30.000
PELAKSANAAN
Pertama  kami menentukan topik penelitian kami, dan jadinya kami meneliti  tentang pendidikan anak usia dini, kami mewawancari gurunya untuk  mengetahui bagaimana mereka mengajar, cara mengatasi anak –  anak.                                                                                    
Sebelum kami melakukan wawancara terhadap penelitian ini, kami terlebih dahulu membuat perencanaan agar lebih mudah dalam melakukan pelaksanaan penelitian ini.
Sebelum kami melakukan wawancara terhadap penelitian ini, kami terlebih dahulu membuat perencanaan agar lebih mudah dalam melakukan pelaksanaan penelitian ini.
 Kami  meneliti 3 taman kanak-kanak. Pertama TK IKAL, disana kami menemui  kendala karena kami tidak memiliki surat izin meneliti, setelah beberapa  menit kami mengobrol dengan kepala sekolahnya akhirnya kami diberi izin  untuk meneliti. Kami mendapatkan informasi lebih dari yang kami  perkirakan. 
Setelah  dari TK IKAL kami mencoba untuk mengobservasi sekolah – sekolah lain  yang menjadi target penelitian kami selanjutnya. Karena surat izin yang  sebagai persyaratan belum kami penuhi, maka kami membuat surat izin  terlebih dahulu dan akan melanjutkan wawancara – wawancara ke sekolah  lain di minggu depan.
Setelah surat izin yang kami urus sudah keluar dari kampus, kami mendatangi sekolah selanjutnya, yaitu Yayasan  Pendidikan Anak Usia Dini Walidayna. Disana kami mendapatkan banyak  informasi, bahkan informasi yang lebih banyak dari taman kanak – kanak  yang sebelumnya. Dan pada hari itu juga kami ingin menyelesaikan  pelaksanaan wawancara kami, kami ke sekolah terakhir, yaitu TK Play  Group Star Kids. Disana kami mendapatkan informasi yang sama sepert  sekolah – sekolah sebelumnya dan dokumentasi yang kami dapatkan pun  hanya sedikit karena anak – anaknya sedang di dalam kelas.  
Setelah  pelaksanaan selesai, kami menganalisa yang kami dapatkan dari hasil  wawancara – wawancara yang kami lakukan untuk mendapatkan jawaban dari  masalah yang ada dalam topik kami ini. Dan kami membuat laporan kemudian  membuat poster dari hasil penelitian kami.
PELAPORAN DAN EVALUASI
3.1 Laporan 
Dalam mengajar anak usia dini (pra sekolah) terdapat kendala-kendala yang dihadapi pengajar:
·         Anak mengalami kesulitan dalam memperhatikan untuk jangka waktu yang berbeda ketika berada di sekolah atau di kelas à bagaimana guru dapat mempertahankan perhatian anak.
·         Anak-anak pra sekolah biasanya baru untuk belajar membaca dan menulis,terbatas dalam kemampuan berhitung à mengajar jadi sulit à anak sering bergantung pada guru dan membuat guru harus memusatkan perhatian padanya.
·         Rata-rata anak bersikap moody untuk memulai kegiatan yang diajarkan à guru harus membujuk sampai anak mau untuk memulai kegiatan pembelajaran.
·         Anak yang pemalu dan penakut, anak yang sulit dalam kemampuan bicara juga seperti celat sulit untuk diajak berkomunikasi à guru harus sabar dan pelan – pelan dalam mengajari anak – anak agar dapat membuat anak tetap belajar.  
3.2  Evaluasi
Review dari perencanaan yang telah dirancang dibandingkan dengan pelaksanaan yang telah berlangsung hingga proses evaluasi.
Perencanaan kami buat sebelum pelaksanaan penelitian, dalam pelaksanaan ada yang tidak memenuhi perencanaan, seperti: 
-    Sekolah  yang menjadi subjek penelitian. TK yang bertaraf internasional untuk  mendapatkan izin melakukan penelitiannya harus melalui proses yang  panjang. Oleh karena itu kami mengganti dengan subjek yang lebih dapat  dijangkau.
-    Pelaksanaan  wawancara yang seharusnya dilakukan dalam waktu 2 hari berturut – turut  menjadi terhambat karena proses pembuatan surat izin ke sekolah.
Selebih dari itu, semua pelaksanaan hingga proses evaluasi dan pelaporan sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
3.3 Poster
3.4 Testimoni
“Pembuatan  proyek ini merupakan pengalaman pertama dalam penelitian kami yang  memerlukan banyak waktu dan banyak tenaga. Banyak pengalaman –  pengalaman yang kami rasakan dan beberapa kendala yang telah dihadapi.  Setelah melewati tahapan – tahapan dalam proyek ini, tugas ini  terselesaikan juga walaupun terdapat banyak kekurangan namun hasilnya  memuaskan bagi kami. Dan semoga proyek ini dapat menambah wawasan dan pengalaman yang bermanfaat untuk ke depannya.
Nabila:  Pengalaman mewawancarai guru TK itu menyenangkan, awalnya saya berpikir  kalau anak – anak  TK kalau jumpa sama orang asing gak mau ngomong. Eh,  ternyata mereka banyak kali ceritanya,, lucu-lucu.
Nurul:  Dengan melakukan wawancara – wawancara terhadap guru TK, dapat  mengetahui beragam karakter anak – anak pra sekolah dan mengetahui cara  guru menangani anak – anak pra sekolah.
Jamilah:  Pengalaman pertama melakukan penelitian, melakukan wawancara di tempat  yang belum pernah dikunjungi sebelumnya menjadi kendala karena gak kenal  dengan lingkungannya. Tetapi, bisa mendapatkan wawasan baru tentang  anak pra sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Santtrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta
duniapsikologi.dagdigdug.com













